PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAHASA INGGRIS

Desember 26, 2009
Diposkan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di 06:21 0 komentar

PTK BAHASA INGGRIS

Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas sudah menjadi seolah-olah sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Interaksi tersebut salah satunya dalam bentuk komunikasi. Komunikasi melalui media saat ini sudah menjadi suatu budaya. Media yang biasa digunakan adalah media audio, visual dan audio visual. Perkembangan interaksi antar manusia melalui media semakin maju seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju . Dimana sains memberi kontribusi terbesar bagi perkembangan teknologi media. Media audio, visual dan audio visual menjadi suatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Semua media tersebut berbasis pada teknologi informasi. Informasi yang disampaikan melalui media memberi warna baru pada peradaban umat manusia.
Perkembangan mobilitas komunikasi dan informasi yang kian cepat memerlukan kesiapan semua pihak untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif. Hal tersebut diperlukan agar kita tidak hanya dimanfaatkan oleh pihak lain tetapi dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut untuk kesejahteraan kita. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Menguasai bahasa menjadi tuntutan pertama jika kita ingin berkomunikasi dan mendapatkan informasi secara efektif. Bahasa yang saat ini dianggap sebagai bahasa yang dapat digunakan secara luas dan efektif adalah Bahasa Inggris. Hal tersebut disebabkan oleh karna penduduk dunia sebagian besar sebagai pengguna dan mempunyai kepentingan untuk menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi jika dikaitkan dengan globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya internet maka penguasaan Bahasa Inggris adalah merupakan suatu keharusan agar kita dapat mengakses informasi dan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Selain sebagai bahasa dunia Bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, budaya dan lainnya.
Dalam bursa kerja sering kita menemukan suatu lowongan pekerjakan mempersaratkan penguasaan Bahasa Inggris baik pasif maupun aktif. Sehingga sumber daya manusia saat ini tidak lengkap jika tidak dibekali oleh penguasaan Bahasa Inggris. Hal tesebut disebabkan oleh beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi baik barang maupun jasa sering berinteraksi dengan kepentingan pihak asing yang notabene menggunakan Bahasa Inggris.
Dari uraian di atas kita dapat memetik suatu isyarat bahwa Bahasa Inggris hendaknya sudah dikenalkan pada siswa sejak dini. Pengenalan bahasa semenjak dini dikondisikan sedemikian rupa sehingga ada ketertarikan siswa untuk belajar mengeksplorasi pengalaman sendiri dalam menggunakan bahasa sebagai media perantara pesan yang efektif. Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mempelajari bahasa, yaitu (1) kondisi eksternal dan (2) kondisi internal , Santosa (2005). Kondisi eksternal dan internal seharusnya berjalan secara simultan saling memperkuat keduanya sehingga mencapai hasil penguasaan bahasa yang utuh.
Pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD sudah diperkenalkan sejak adanya ketentuan muatan lokal Mata Pelajaran Bahasa Inggris boleh dikenalkan di SD. Sementara secara realita pelaksanaannya di SD Negeri 1 Seraya Barat dimana penulis mengajar dirintis sejak tahun 2004. Dimana saat itu adalah saat awal penulis menapaki profesi sebagai pendidik. Dengan berbekal pengalaman pernah bekerja di sektor pariwisata penulis yang merupakan alumni D 2 PGSD guru kelas mencoba menerapkan ilmu mendidik dan pengalaman belajar Bahasa Inggris saat bekerja. Penulis awalnya mencoba menerapkan pola pembelajaran yang bertolak dari penggalaman penulis belajar Bahasa Inggris. Proses pembelajaran penulis awali dengan pengenalan kata-kata dengan menugaskan siswa secara langsung menunjukkan benda tersebut. Tahap berikutnya penulis programkan siswa untuk bercakap-cakap secara sederhana sambil diselingi dengan menyanyi. Di lain hari penulis melakukan kegiatan listen and doing dimana siswa mendengarkan perintah untuk kemudian melakukannya.
Selama kegiatan tersebut berlangsung kelihatannya siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Akan tetapi setelah kegiatan tersebut berlangsung selama 1 semester, maka pada semester 2 penulis merasa siswa agak jenuh. Itu terlihat dari roman muka siswa yang tidak ceria ketika memasuki ruang kelas terutama saat berhadapan dengan materi pembelajaran yang berhubungan dengan “comfortiations” dan “listen and doing”. Sementara dari fakta evaluasi yang penulis lakukan pada semester I tahun ajaran 2007/2008 didapat data hanya 60% siswa yang mampu melakukan perintah dalam Bahasa Inggris, 55% siswa yang mampu membaca kosa kata dalam Bahasa Inggris, 40 % siswa yang mampu melakukan percakapan sederhana dan hanya 50% siswa mampu menulis kosa kata Bahasa Inggris dengan ejaan yang benar, Hal tersebut terjadi hampir setiap awal semester II dengan kecendrungan data mirip dengan fakta di atas. Berikut disajikan data hasil evaluasi yang penulis lakukan

Tabel 1. DATA HASIL EVALUASI BAHASA INGGRIS KELAS IV SDN I SERAYA BARAT

NO TAHUN AJARAN ASPEK KETERANGAN
LISTENING READING SPEAKING WRITING
1 2005/2006 SMT I AKHIR 70 % 60 % 60 % 60 % Dari data analisis evalusi
2 2005/2006 SMT II AWAL 60 % 50 % 60 % 55 % Sda
3 2007/2008 SMT I AKHIR 80 % 70 % 60 % 70 % Sda
4 2007/2008
SMT II AWAL 60 % 55 % 40 % 50 % Sda
5 2008/2009 SMT I AKHIR 70 % 70 % 60 % 60 % sda
6 2008/2009 SMT II AWAL – – – –

Dari penampakan data di atas yang dilanjutkan dengan penampakan dalam bentuk grafis seperti dibawah ini, maka terlihat sangat jelas penurunan hasil belajar siswa pada awal-awal semester II. Penulis mengiidentifikasi penyebab masalah tersebut adalah karna (1) siswa merasa bosan dengan pola pembelajaran Bahasa Inggris tersebut, (2) siswa belum termotivasi untuk belajar, (3) alat peraga dan lingkungan belajar yang kurang relevan, (4) pendekatan pakem belum dijalankan maksimal.

. Sehingga timbul suatu pertanyaan yang dapat dikatakan sebagai suatu analisis masalah yaitu , (1) mengapa siswa takut tampil saat belajar percakapan, (2) mengapa siswa ragu saat pembelajaran materi dengar dan lakukan ? dan (3) mengapa siswa merasa cepat bosan saat pembelajaran menulis ? dan mengapa siswa cepat bosan saat pembelajaran membaca bacaaan berbahasa Inggris.
Pada pelaksanaan pembelajaran penulis sebenarnya sudah melakukan inovasi pembelajaran, menumbuhkan motivasi siswa secara ceramah, penggunaan alat peraga dan lingkungan belajar dan pendekatan pakem. Akan tetapi menurut beberapa saran dari teman sejawat , supervisor dan ide reflektif dari penulis sendiri bahwa penyebab lainnya adalah secara umum motivasi belajar siswa kurang akibat dari metode pembelajaran yang monoton, kurang bervariasi, penggunaan media dan lingkungan belajar yang terbatas, pembelajaran kurang menyenangkan dan ketakutan guru melakukan inovasi karna dikekang silabus dan RPP yang dibuat di tingkat kecamatan.
Sebagai agen dan inovator pembelajaran maka penulis bermaksud untuk memjawab permasalahan di atas dengan menerapkan pengembangan dari pendekatan dan metoda pembelajaran terkini yaitu quantum teaching. Dimana siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dengan peran guru sepenuhnya sebagai teman belajar yang memfasilitasi setiap permasalahan siswa untuk dicarikan jalan keluarnya. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris peran guru selain sebagai fasilitator juga berperan sebagai model, media dan native speaker. Dalam model pembelajaran ini suasana yang diciptakan adalah kolaborasi antara berbagai metode (multi metode), media interaktif dengan multi media sumber belajar yang multi sumber. Kelihatannya sangat kompleks tapi kalau disiasati hal itu bukanlah merupakan suatu yang sulit dalam koridor pembelajaran Bahasa Inggris tingkat SD.
Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut penulis dengan pertimbangan beberapa teman sejawat, kepala sekolah dan supervisor bermaksud mengadakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk menguji alternatif pemecahan dari permasalahan yang teridentifikasi di atas. Apakah dengan “metode pembelajaran kolaboratif” yang penulis istilahkan untuk mengistilahkan integrasi dari istilah multimetode, multi media dan multi sumber sebagai pengembangan dari pendekatan dan metoda quantum teaching tersebut dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam interaksi sederhana menggunakan Bahasa Inggris ? Jika dilihat dari berbagai aspek kebahasaan paparan di atas sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa secara whole language . Pendekatan whole language merupakan pendekatan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah Weaver (1992) Para ahli whole language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat terpisah-pisahkan (Rigg, 1991) . Metoda kolaboratif seperti ide penulis tersebut juga sangat relevan dengan pendekatan komunikatif seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1989) yang ia kutip dari berbagai referensi internasional. Demikian juga sangat relevan dengan dengan pendekatan ketrampilan proses dan CBSA. Sementara penekanan penting yang merupakan ciri khas dari metoda kolaboratif ini akan dibahas pada uraian kajian pustaka pada bab selanjutnya dari proposal ini.
Harapan penulis dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode kolaboratif dengan media interaktif dalam pemecahan masalah pembelajaran Bahasa Inggris yang akan penulis jelaskan pada bagain selanjutnya dapat di atasi. Sebelumnya sudah barang tentu penulis dalam proposal ini akan mengemukakan rumusan permasalahan sebagai kunci mencarikan jalan keluar dari analisis permasalahan di atas. Selanjutnya penulis akan mengemukakan kajian pustaka sebagai dasar penerapan berbagai istilah, berbagai pendekatan, metode, media sumber dan hal-hal lain yang bersifat referensi yang akan memperkuat keabsahan proposal ini. Sehingga permasalahan di atas memang layak diperhatikan untuk dicarikan jalan keluar yang nantinya bukan hanya berguna bagi penulis semata akan tetapi juga kepada halayak ramai yang berkepentingan dengan hal tersebut. Selanjutnya program penulis sendiri dalam pelaksanaan PTK tersebut sudah barang tentu akan menggunakan berbagai metode pengumpulan data, rencana waktu pelaksanaan, rencana teknis analisa data , rencana berbagai instrumen yang akan digunakan, rencana seting penyelenggaraan kegiatan berupa suasana dan lingkungan belajar dan berbagai data personalisasi penulis dan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan ini. Tak kalah penting adalah sumber referensi yang penulis gunakan untuk memperkaya dan memperkuat diusulkannya proposal ini.

Diposkan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di 06:16 0 komentar

Langgan: Entri (Atom)

Hello world!

Januari 4, 2009

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!